• Agenda berikutnya :
  • 00hari
  • 00Jam
  • 00menit
  • 00Detik

Manfaat Memberi Maaf

25 Apr 25

Manfaat Memberi Maaf

MEMINTA maaf dan memberikan maaf adalah dua hal yang perlu ada ketika kita saling memaafkan. Biasanya yang lebih sulit itu bukan meminta maaf. Sebab meminta maaf berarti kita sadar akan kesalahan kita. Justru yang sulit itu memberikan maaf. Hal itu karena kita masih merasa benar dan orang yang meminta maaf kita anggap salah. Selain itu juga masih ada perasaan sakit hati yang tertinggal.
Padahal memberikan maaf itu faedahnya banyak sekali bagi diri kita sendiri, antara lain :

1. Menjaga kebersihan hati

Memberikan maaf membuat hati kita menjadi bersih. Hilang sudah rasa dendam dan sakit hati yang merupakan tipu daya setan agar kita tak bisa masuk surga. Ingatlah, bahwa syarat masuk surga itu adalah hati yang bersih dari berbagai penyakit hati, seperti dendam, iri, dengki, sombong, dan lain-lain.

"Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Qs. 26 ayat 89).
Dengan memberikan maaf kita berusaha melawan tipu daya setan yang ingin hati kita selalu kotor, sehingga sulit masuk surga.

2. Menambah kearifan diri

Orang yang memberikan maaf menunjukkan sifat orang yang arif bijaksana, dan sifat itu penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari serta bekal untuk sukses. Sebaliknya, orang yang sulit memaafkan terkungkung pada jiwa kekanak-kanakannya Tubuh dan umurnya saja yang menua tapi jiwanya kerdil.

Ketahuilah, bahwa orang yang tidak mau memaafkan sebetulnya sedang merusak dirinya sendiri. Ia suka bersedih, galau, dan sulit move on. Ujung-ujungnya bisa stres berkepanjangan, bahkan depresi, serta bisa mengganggu kesehatannya. Padahal orang yang tidak ia maafkan itu mungkin sedang asyik dengan kenikmatan hidupnya tanpa pernah memikirkan orang yang disakitinya barang sedetikpun!

Orang yang memaafkan memiliki kesadaran bahwa pikiran dan hatinya dulu yang perlu diselamatkan. Sedang urusan hukuman dari orang yang pernah menyakitinya itu diserahkan kepada Allah (tawakal).
Sebab Allah memiliki "hukum-Nya sendiri." Boleh jadi orang yang telah kita maafkan tetap dihukum Allah menurut kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya, orang yang kita minta agar Allah menghukumnya karena telah menzalimi kita tidak dihukum atau ditunda hukumannya oleh Allah berdasarkan kebijaksanan-Nya.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (Qs. 2 ayat 216)

3. Mendapatkan pahala dan predikat taqwa
Orang yang mudah memaafkan akan mendapatkan pahala yang besar, yaitu surga. Juga menjadi ciri dari orang-orang yang bertaqwa.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. 3 ayat 133-134).

Hal ini bukan berarti kita diam saja ketika dizalimi. Apalagi jika kita memiliki kemampuan atau kekuasaan untuk membalasnya. Namun memberikan maaf adalah lebih baik.
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim." (Qs. 42 ayat 40)

By. Satria hadi lubis

  • Ust. Satria Hadi Lubis
  • shl
  • Bagikan :

Tentang : Ust. Satria Hadi Lubis

Drs. H. Satria Hadi Lubis,.MM.MBA adalah penceramah, trainer dan penulis yang berfokus pada bidang life skills, ketahanan keluarga dan dakwah. Tulisannya tersebar di berbagai media sosial, di antaranya sudah dibukukan dalam 17 buah buku. Beberapa judul bukunya : Breaking The Time, Burn Your Self, Menjadi Murobbi Sukses dan Menggairahkan Perjalanan Halaqoh.

Satria Hadi Lubis telah berbicara di berbagai tempat dan organisasi dengan lebih dari 25.000 jam untuk membangkitkan motivasi hidup, meningkatkan harmonisasi keluarga dan produktivitas dakwah. Pernah juga muncul di LA TV (sekarang TV ONE) sebagai pengasuh dan pengisi acara tetap kuliah subuh.

Beliau juga pernah dua kali mengikuti pendidikan S3 walau tidak sampai lulus. Dan saat ini menjadi dosen di PKN STAN semenjak tahun 1998.

Sekarang ini beliau dikarunia 8 orang anak (4 putra, 4 putri) dan seorang istri bernama, Kingkin Anida. Tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Satria Hadi Lubis dapat dihubungi di nomor HP : 0813-16444034. Fb : Satria Hadi Lubis.