Manfaat Memberi Maaf
MEMINTA maaf dan memberikan maaf adalah dua hal yang perlu ada ketika kita saling memaafkan. Biasanya yang lebih sulit itu bukan meminta maaf. Sebab meminta maaf berarti kita sadar akan kesalahan kita. Justru yang sulit itu memberikan maaf. Hal itu karena kita masih merasa benar dan orang yang meminta maaf kita anggap salah. Selain itu juga masih ada perasaan sakit hati yang tertinggal.
Padahal memberikan maaf itu faedahnya banyak sekali bagi diri kita sendiri, antara lain :
1. Menjaga kebersihan hati
Memberikan maaf membuat hati kita menjadi bersih. Hilang sudah rasa dendam dan sakit hati yang merupakan tipu daya setan agar kita tak bisa masuk surga. Ingatlah, bahwa syarat masuk surga itu adalah hati yang bersih dari berbagai penyakit hati, seperti dendam, iri, dengki, sombong, dan lain-lain.
"Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Qs. 26 ayat 89).
Dengan memberikan maaf kita berusaha melawan tipu daya setan yang ingin hati kita selalu kotor, sehingga sulit masuk surga.
2. Menambah kearifan diri
Orang yang memberikan maaf menunjukkan sifat orang yang arif bijaksana, dan sifat itu penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari serta bekal untuk sukses. Sebaliknya, orang yang sulit memaafkan terkungkung pada jiwa kekanak-kanakannya Tubuh dan umurnya saja yang menua tapi jiwanya kerdil.
Ketahuilah, bahwa orang yang tidak mau memaafkan sebetulnya sedang merusak dirinya sendiri. Ia suka bersedih, galau, dan sulit move on. Ujung-ujungnya bisa stres berkepanjangan, bahkan depresi, serta bisa mengganggu kesehatannya. Padahal orang yang tidak ia maafkan itu mungkin sedang asyik dengan kenikmatan hidupnya tanpa pernah memikirkan orang yang disakitinya barang sedetikpun!
Orang yang memaafkan memiliki kesadaran bahwa pikiran dan hatinya dulu yang perlu diselamatkan. Sedang urusan hukuman dari orang yang pernah menyakitinya itu diserahkan kepada Allah (tawakal).
Sebab Allah memiliki "hukum-Nya sendiri." Boleh jadi orang yang telah kita maafkan tetap dihukum Allah menurut kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya, orang yang kita minta agar Allah menghukumnya karena telah menzalimi kita tidak dihukum atau ditunda hukumannya oleh Allah berdasarkan kebijaksanan-Nya.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (Qs. 2 ayat 216)
3. Mendapatkan pahala dan predikat taqwa
Orang yang mudah memaafkan akan mendapatkan pahala yang besar, yaitu surga. Juga menjadi ciri dari orang-orang yang bertaqwa.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. 3 ayat 133-134).
Hal ini bukan berarti kita diam saja ketika dizalimi. Apalagi jika kita memiliki kemampuan atau kekuasaan untuk membalasnya. Namun memberikan maaf adalah lebih baik.
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim." (Qs. 42 ayat 40)
By. Satria hadi lubis
- Ust. Satria Hadi Lubis
- shl
- Bagikan :